Catatan Putra Sang Bestari 2

Terbaru : Catatan Putra sang Bestari 7 

Baca juga :



ILMU LAKSANA PARU-PARU DAN AKHLAK ADALAH JANTUNGNYA 


Menggunakan analogi organ vital tubuh untuk menjelaskan hubungan antara ilmu dan akhlak dalam kehidupan seseorang. Lebih dari itu menguatkan sehingga terjadi sinergi yang berkelindan tidak timpang. 

Ilmu sebagai Paru-paru:

Paru-paru adalah organ vital yang berfungsi untuk mengambil oksigen yang diperlukan tubuh agar bisa berfungsi dengan baik. Tanpa paru-paru yang sehat, tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup, dan ini akan berdampak pada seluruh fungsi tubuh.

Dalam konteks ini, ilmu diibaratkan sebagai paru-paru karena ilmu memberikan "oksigen" berupa pengetahuan dan pemahaman yang esensial bagi kehidupan seseorang. Ilmu memberi kemampuan kepada seseorang untuk berpikir, memahami dunia, dan membuat keputusan yang benar. Sama seperti paru-paru yang menghirup oksigen, ilmu memberi "nafas" bagi pikiran dan jiwa, memungkinkan seseorang untuk hidup dengan kesadaran dan wawasan yang lebih luas.

Akhlak sebagai Jantung:

Jantung adalah organ pusat yang memompa darah ke seluruh tubuh, menjaga setiap bagian tubuh tetap hidup dan berfungsi. Tanpa jantung yang sehat, seluruh tubuh akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Akhlak, atau moralitas dan perilaku baik, diibaratkan sebagai jantung karena akhlak memompa "darah" berupa nilai-nilai etika dan moral ke seluruh tindakan dan kehidupan seseorang. Akhlak adalah inti dari bagaimana seseorang bertindak dan berinteraksi dengan orang lain, serta bagaimana ia menjalani hidupnya. Tanpa akhlak yang baik, ilmu bisa menjadi kosong atau bahkan berbahaya. Akhlak memberi "kehidupan" pada ilmu, memastikan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang digunakan untuk kebaikan, bukan untuk merugikan.

Keselarasan antara Ilmu dan Akhlak:

Analogi ini menggambarkan betapa pentingnya keselarasan antara ilmu dan akhlak. Seseorang mungkin memiliki banyak ilmu, tetapi tanpa akhlak, ilmu tersebut bisa disalahgunakan atau tidak membawa manfaat yang seharusnya. Sebaliknya, memiliki akhlak yang baik tanpa ilmu bisa membuat seseorang kurang efektif dalam berbuat baik karena kekurangan wawasan atau kemampuan untuk bertindak.

Seperti tubuh yang membutuhkan paru-paru dan jantung untuk bekerja bersama agar bisa hidup sehat, seseorang juga membutuhkan ilmu yang disertai dengan akhlak agar bisa menjalani kehidupan yang seimbang, bermakna, dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Ungkapan ini menekankan bahwa ilmu dan akhlak adalah dua aspek yang tak terpisahkan dan sama-sama penting dalam kehidupan. Ilmu memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami dan menghadapi kehidupan, sementara akhlak memastikan bahwa pengetahuan tersebut digunakan dengan cara yang benar, beretika, dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Keduanya harus berjalan beriringan agar kehidupan seseorang bisa berjalan dengan harmonis dan bermakna.


Parakan Santri La Tansa

KH. Adrian Mafatihallah Kariem, MA

Penulis adalah pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Laa Tansa Parakan Santri Cipanas Lebak merupakan penulis aktif, diantaranya: 



Editor : Fatoni_belajar_warta adalah pengasuh Pondok Pesantren El-Mubien Leuwibatu Rumpin Bogor

Penulis berbaju Muslim putih bersama editor
Baca juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar